Antara Akhir dan Rasa

Adakah akhir mendekati rasa… seperti mati tak berujung sepi… aku yang mengumbar Tanya tanpa jawab yang kuterima… mungkin sejenak resah menghujam asa dan menjejak di antara masa… aku masih bisa mendengar suaramu… aku masih bisa merasa tatap matamu… melukis setiap senyum di ruang hati ku… entah kenapa aku merasa pelan tapi pasti akan kehilanangan dirimu… sejak tak ada kata yang tertinggal di antara lekukan jalan langkah kita tertinggal dalam masa… aku melukai matahari senja dengan air mata… aku menggores pagi dengan tanpa tawa… entah esok jadi apa atau Cuma sejenak saja… aku menghindari sebuah rasa yang nanti akan berubah jadi belenggu di sela sela asaku yang kian tinggi terbang ke angkasa… aku mengusir semua yang menahanku untuk terus berjalan melewati danau dan rawa… atau mungkin gurun dan lautan… dan aku tertinggal sendiri dalam sepi… tapi kunikmati sepi seperti aku meraba angin malam… aku nikmati sunyi seperti aku menggenggam dingin embun dan hujan… kembang itu telah terbang… tak ada yang tertinggal… hanya malam pekat yang menelan bintang… mengurung bulan diantara sangkar – sangkar awan… berlari aku mengejar ufuk… dan aku terus berlari… meninggalkan segala yang tak pasti… biar sejenak tak berbicara… biar tenangku berkata… dan kemudian Tanya pada bintang… bilang pada bulan… adakah angin membawa mereka ke peraduan malam… hingga fajar menebar warna di batas cakrawala….

Fahjr, 18March 2008

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Just A Note About Myself

Budaya Alay dan Pembodohan Generasi Muda

8 Years of Heartbreak - Part 2